Kolaborasi Danone-Aqua dan The Ocean Cleanup bawa Interceptor 001 ke Indonesia #BijakBerplastik

November 02, 2019


Danone-Aqua terus berkomitmen untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dibanding dengan jumlah yang diproduksi dengan menumbuhkan budaya daur ulang di Indonesia melalui gerakan #BijakBerplastik.



31 Oktober yang lalu gw berkesempatan buat hadir dalam acara diskusi yang bertajuk "Innovation on Waste Management : River Plastic Interception di Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta. Acara ini diselenggarakan oleh Danone-Aqua bekerjasama dengan The Ocean Cleanup. Kerjasama ini juga didukung oleh Kemeterian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah DKI Jakarta, dan Pemerintah Belanda.



Mengikuti diskusi ini sangat membuka wawasan gw lebih jauh mengenai dampak bahaya lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah sampah plastik, terutama yang berada di sungai. Sesi pertama dibuka dengan "Youth Talk : From Ideas to Actions, Innovative Solutions for Cleaner Indonesia" yang menghadirkan anak-anak muda inspiratif antara lain :
  • Rendy Aditya Wachid (Parongpong), Parongpong merupakan perusahaan pengelola limbah yang dimulai pada 2017 di Desa Parongpong, Bandung Utara. Tujuan besar dari Parongpong adalah untuk menjadi penggagas Habitat Kinerja Tinggi Parongpong Zero Waste pada tahun 2022.
  • Akbar Renaldy (Integrated Waste Management initiatives for Ciliwung)INVESTA (Intergrated Waste Investment Initiative for Ciliwung) merupakan sebuah program lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manajemen sampah dan ekonomi sirkuler di Kelurahan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan melalui program investasi sampah terintegrasi.
  • Rian Sucipto (WILAH)Wilah merupakan Kartu Permainan Edukasi untuk mengajarkan anak-anak usia 7 tahun ke atas untuk mengetahui tentang pemilahan sampah. Wilah sempst mendapatkan juara 1 Board Game bertema sosial pada kompetisi Kurawal 3.
  • Archie (GO Limbah), Guna Olah Limbah didirikan pada 2015 yang merupakan sebuah perusahaan yang menggabungkan teknologi terkini Barat dengan kebijakan Timur. Berbekal mesin ini, GOL siap mengambil bagian dalam pengelolaan dan daya guna limbah.
  • Tasya Kamila (Public Figure dan Duta Lingkungan Hidup), Tasya mempunyai tujuan untuk mengajak masyarakat agar lebih peduli tentang lingkungan. Ia tertarik menjadi Duta Lingkungan Hidup karena ditawarkan oleh KLHK sejak SMP dan memang tertarik atas kesempatan untuk belajar ini. Sebagai seorang public figure ia pun menggunakan kesempatan itu untuk memberikan hal positif pada lingkungan. Ia juga mengambil S2 mengambil konsenterasi kebijakan energi dan lingkungan.

Sesi berikutnya adalah sesi yang paling ditunggu, yakni pemaparan oleh Boyan Slat, CEO dan Founder dari The Ocean Cleanup.  Ia pun kemudian mejelaskan tentang bagaimana plastik sulit untuk diuraikan dan bahayanya jika sudah sampai ke laut. Plastik akan terpecah menjadi partikel - partikel kecil yang sulit diuraikan kemudian akan termakan oleh binatang di laut dan mungkin saja akan berakhir di piring makan yang siap kita santap. Ngeri kan.....



Boyan Slat juga mengungkapkan poin penting, bahwa kita harus melakukan pembersihan sampah plastik yang ada di laut dan disaat bersamaan harus 'menutup keran' sampah plastik yang dimulai dari sungai agar tidak ada lagi aliran sampah yang masuk ke laut. Selain itu, ia juga memaparkan tentang inovasi selanjutnya yang akan dilakukan oleh The Ocean Cleanup, yakni dengan mengerahkan armada penghalang terapung yang akan bertindak sebagai garis pantai buatan.

Ohiya, Tau gak? ternyata gw dan Boyan Slat hampir seumuran karerna cuma beda 1 tahun dan dia udah bisa bikin inovasi secanggih dan sekeren Interceptor 001! Buat yang belum tahu jadi Intercepter 001 ini adalah sistem pertama yang diciptakan ia bersama NGO yang ia dirikan, The Ocean Cleanup untuk mencegah masuknya sampah plastik ke laut lewat sungai. Inovasi ini merupakan yang pertama di dunia loh! Interceptor 001 juga merupakan hasil kerjasama penelitian antara Danone dan The Ocean Cleanup yang dimulai pada Januari 2018 yang turut didukung oleh Kemeterian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi serta Pemerintah DKI Jakarta.

Interceptor ini jumlahnya baru ada empat loh di dunia : dua diantaranya telah beroperasi di Jakarta (Indonesia), dan Klang (Malaysia). Sistem ketiga akan segera ditempatkan di Can Tho yang terletak di Mekong Delta (Vietnam), dan sistem keempat akan ditempatkan di Santo Domingo (Dominica Republic). 

Di Indonesia, Interceptor 001 berada di Cengkareng Drain, PIK, Jakarta Utara. Kerjasama Interceptor 001 dimulai sejak 2018 antara pemerintah Indonesia dan Belanda kemudian dikembangkan lebih lanjut pada Mei 2019 dengan penambahan program penelitian yang dikoordinir oleh Aqua untuk menemukan metode pengumpulan dan pengolahan sampah plastik dari sungai agar tidak sampai mencemari laut. Penelitian yang berlangsung di Cengkareng Drain itu mencakup 3 lingkup, antara lain:
  • Plastic Waste Flow - mengukur kuantitas dan tipologi sampah plastik di sungai
  • Facility Design - mengembangkan sistem pemilahan yang efektif dan aman untuk proses sampah plastik dari sungai
  • End Market Solution - mengidentifikasi teknologi dan industri yang mampu mendaur ulang sampah plastik dari sungai


Selanjutnya, pemaparan oleh Corine Tap, Direktur Utama PT. Tirta Investama (Danone-Aqua) yang merasa sangat senang atas kerjasama yang dilakukan bersama The Ocean Cleanup dengan diluncurkannya sistem pertama yang bukan hanya dapat mencegah sampah plastik masuk ke laut, namun juga membantu membersihkan sungai-sungai. Kemitraan bersama The Ocean Cleanup juga merupakan bukti pengalaman Danone-Aqua selama 46 tahun senantiasa terus melakukan inovasi dan dokus pada aksi nyata yang membawa kebaikan bagi masyarakat.

Kerjasama ini juga sejalan dengan komitmen Danone-Aqua untuk mengumpulkan lebih banyak plastik dari yang diproduksi dengan gerakan #BijakBerplastik juga menjadi wujud nyata untuk menumbuhkan budaya daur ulang serta tanggung jawab lingkungan Danone-Aqua di Indonesia melalui kerjasama dengan mitra dan jutaan konsumen.



Sesi kemudian berlanjut dengan panel discussion bersama Boyan Slat, Corine Tap, Ibu Nani Hendiarti (Assistant Deputy for the Empowerment of Science and Technology Coordinator Ministry for Maritime Affairs and Investment of the Republic of Indonesia), Ir. Surharti (Deputy for Population and Settlement Control, Jakarta Environment Agency), ada pula Hamish Daud (Brand Ambassador of AQUA Life), dan Swietenia Puspa Lestari (Divers Clean Action-Indonesia Youth Movement Leader).

Dalam diskusi kali ini para panelis berdiskusi tentang bagaimana pengolahan sampah yang sebaiknya harus dilakukan. Boyan Slat berkata bahwa ia terbuka ke depannya untuk membantu Indonesia untuk mencegah sampah sungai agar tidak mencapai lautan. Boyan juga menjelaskan bahwa Indonesia bisa merugi hingga $550 juta bila tidak mencegah plastik masuk ke lautan. The Interception 001 merupakan sesuatu yang efisien secara biaya. Corine Tap mengatakan bahwa tipe sampah plastik itu berbeda-beda dalam hal potensi daur ulang. Plastik dengan nilai lebih rendah bisa menghasilkan minat yang rendah pula untuk mengumpulkan. Hal ini karena plastik bernilai rendah lebih sulit untuk diolah ulang dan diberi “kehidupan kedua".

Dalam sesi diskusi ini Hamish Daud mengatakan bahwa pendidikan memiliki peran yang penting di wilayah yang terisolasi dan tidak memiliki koneksi internet, dan tidak memiliki ilmu untuk mengolah sampah. Sementara itu, Swietenia Puspa Lestari mengatakan bahwa dengan adanya sistem dan inovasi ini akan bisa menjadi harapan untuk lingkungan Indonesia ke depannya.


Acara pun diakhiri dengan pembagian cinderamata oleh Boyan Slat kepada seluruh panelis sebagai bentuk apresiasi.




Terima kasih untuk Danone-Aqua atas kesempatannya buat ikutan diskusi inspiratif ini. Mereka adalah anak-anak muda yang berhasil mewujudkan ide mereka menjadi aksi nyata untuk Indonesia yang lebih bersih. Salut banget, semoga kita ketularan juga semangat mereka buat bisa berkontribusi dan terus berinovasi untuk mewujudkan lingkungan Indonesia yang lebih bersih yaa!







You Might Also Like

0 Comments